Rahim Pengganti

Bab 112 "Jus Pare"



Bab 112 "Jus Pare"

0Bab 112     
0

Jus Pare     

Carissa segera masuk ke dalam kamarnya, saat membuka pintu hal pertama yang dia lihat adalah suaminya sedang menunggu duduk di sofa kamar, tadi setelah selesai berbicara dengan Siska Carissa masuk ke dalam kamar Melody.     

Anak gadisnya itu ingin tidur bersama sang bunda, sehingga membuat Carissa menidurkan anaknya lebih dulu baru kembali ke dalam kamarnya.     

Malam ini juga, Siska ingin tidur dalam pelukan bunda Iren, mendengar hal itu membuat Iren sangat senang. Wanita itu tahu, saat ini Siska membutuhkan sosok ibu yanh bisa mengerti diri nya itu lah kenapa Iren selalu memberikan hal itu untuk semuanya.     

"Belum tidur Mas?" tanya Carissa yang segera duduk di bangku depan meja riasnya. Wanita hamil itu sibuk menempelkan banyak krim di wajah nya, krim yang aman untuk ibu hamil. Krim yang juga salah satu nya, membuat kulit Carissa semakin kingclong dan bersih.     

"Gimana mau tidur kalau istri nya belum ada, aku kan jadi merasa kesepian," jawab Bian. Mendengar hal itu membuat Carissa hanya bisa geleng geleng kepala, wanita itu tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Bian.     

Carissa hanya diam, wanita itu kembali memakai semua rangkaian skincare yang selalu dirinya gunakan setiap hari nya, lalu Bian pun beranjak dari tempat itu dan mendekati Carissa.     

"Tadi bicara apa dengan Siska?" tanya Bian. Sudah sejak tadi pria itu ingin tahu apa hasil dari pembicaraan mereka namun, Carissa belum juga menampakkan diri nya padahal Bian sudah tidak sabar ingin tahu semuanya.     

"Jangan kepo deh Mas."     

Mendengar jawaban itu membuat Bian kesal, sungguh sangat kesal astaga rasa nya saat ini Bian ingin sekali memakan istri nya itu, karena tingkah Carissa yang sudah seperti Melody. Melihat perubahan raut wajah dari suami nya membuat Caca tersenyum tipis, wanita itu memang sering kali membuat Bian kesal.     

Setelah selesai dengan ritual nya, Carissa lalu beranjak dari sana melewati sang suami dan membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur, melihat hal tersebut membuat Bian hanya bisa menghela nafas nya kasar.     

"Sini Mas kata nya gak bisa tidur kalau gak ada istri. Ini istri nya, sudah ada loh sini sini sini," ucap Carissa.     

Dengan sangat pasrah Bian lalu mendekati tempat tidur dan merebahkan diri nya di sana, Carissa lalu mendekat dan mulai memeluk suami nya itu dengan erat.     

"Jangan cemberut gitu Mas, jelek tahu gak," ucap Caca.     

"Kalian tadi bicarain apa sih. Jangan bikin mas penasaran sayang, apa yang membuat Siska seperti ini? Apa Elang nyakiti diri nya lagi? Soalnya bunda bilang, tadi Siska pergi bersama Elang?" tanya Bian. Pria itu tidak mau sesuatu hal yang buruk terjadi kepada adik nya, sebagai seorang Abang Bian harus bisa menjaga Carissa dengan sangat baik dan benar.     

"Xavier."     

Rahang Bian mengeras ketika mendengar nama pria yang sangat membuat dirinya kesal, pria yang sudah menorehkan banyak luka di dalam hati Siska.     

"Apa yang dilakukan oleh bajingan itu?" tanya Bian dengan sedikit menaikan nada suara nya. Mendengar hal itu, membuat Carissa segera menenangkan sang suami. Carissa tahu bagaimana perasaan Bian saat mendengar nama yang membuat semua orang marah dan kesal.     

Carissa mulai menjelaskan semuanya, emosi di dalam diri Bian sedikit demi sedikit berkurang. Bian mencoba untuk mengendalikan emosi nya, mengendalikan setiap pikiran nya saat ini.     

"Kamu janji Mas, gak usah ikut campur. Biar kan Siska menyelesaikan masalah hati nya seorang diri. Kita sebagai keluarga, hanya boleh mengingatkan dan membimbing, jangan sampai Siska salah jalan. Setiap masalah tidak selesai dengan kekerasan," ucap Carissa.     

"Hem."     

"Aku akan marah kalau kamu ikut campur urusan mereka Mas. Aku orang pertama yang bakalan marahin kamu kalau sampai hal itu terjadi, awas jangan macem macem ya Mas. Aku gak suka," lanjut Carissa.     

Biar hanya menganggukkan kepalanya, dirinya akan bertindak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Carissa. Pria itu juga tidak akan ikut campur dengan hal yang bisa diselesaikan oleh Siska, Bian yakin adiknya itu bisa melakukan semua nya dengan baik dan benar.     

***     

Pagi ini semua orang sudah repot, yang lebih tepat nya Bian yang repot mereka akan pergi ke panti asuhan kasih ibu untuk mengadakan pengajian dan syukuran atas kehamilan Carissa yang sudah masuk di usia tujuh bulan.     

Sejak tadi, Bian mencari keberadaan sepatu nya. Berulang kali Carissa mengomel karena tingkah lalu, suami nya itu membuat semua orang menahan emosi nya. Sebelumnya ikat pinggang, kemeja, dan celana. Padahal Carissa sudah mengatakan di mana barang barang itu di letak kan.     

Tapi masih saja, Bian merepotkan semua nya. Padahal yang menjadi bintang nya hari ini itu adalah Carissa tapi pria itu yang menjadi sangat repot.     

"Oke ayo kita berangkat," ujarnya.     

Mereka semua pun berangkat menggunakan satu mobil, semuanya menggunakan pakaian dengan warna senada, apa lagi Carissa yang begitu cantik dengan model bajunya yang begitu indah.     

Selama di perjalanan, hanya terdengar suara celotehan Melody anak itu selalu bisa membuat orang orang disekitarnya tertawa akan tingkah laku yang dia lakukan. Dua puluh menit mobil yang dikendarai oleh Bian sudah sampai di depan panti, beberapa orang suruhan Bian juga sudah sampai segera mereka semua turun, pengelola panti langsung menghampiri Bunda Iren sebagai Pemiliki.     

"Bagaimana kabar nya Marissa?" tanya bunda Iren..     

"Alhamdulillah baik bunda. Bunda juga aku lihat semakin sehat, senang banget aku bunda," ucap Marissa. Wanita yang berusia di atas Carissa, suaminya adalah orang yang di minta Bian untuk mengelola panti asuhan ini.     

Panti asuhan yang semakin berkembang, pesat banyak hasil hasil karya anak anak tersebut yang sangat indah dan bagus. Membuat mereka semua di dalam panti mendapatkan mendidik yang layak dan baik.     

Acara demi acara sudah selesai, Carissa duduk di dekat tempat rujak. Keringat sudah mengalir dengan sangat deras, wanita hamil itu juga sudah lelah dengan semua acara yang terjadi.     

"Kamu makin cantik saja Ca. Pantas suami kamu itu makin lengket," ujar salah satu tetangga panti yang juga mengenal Carissa sejak lama. Mendengar ucapan itu, hanya di balas dengan senyuman oleh Caca, karena dirinya juga tidak tahu harus merespon seperti apa mengenai hal tersebut.     

Satu demi satu tamu undangan yang datang pulang, anak anak panti asuhan juga sudah sibuk dengan mainan yang diberikan oleh Bian     

Carissa tidak menyangka jika, suami nya mempersiapkan semuanya sebagus ini, karena sebelumnya dirinya mengira hanya ada biasa pengajian dan syukuran pada umumnya namun, nyatanya tidak semua berbeda saat Carissa melihat acara demi acara tersusun dengan sangat rapi dan baik.     

***     

"Tante Elsa!!" teriak Carissa saat melihat seorang wanita dengan tampilan sangat modis. Siapa lagi kalau bukan Elsa, adik dari mendiang papa Bian.     

"Apa kabar sayang. Ya ampun kangen," ujar wanita itu. Carissa sangat senang saat melihat Elsa, wanita itu sudah sering meminta Elsa untuk pulang ke Indonesia. Namun, karena urusan bisnis yang tidak bisa di tinggal membuat Elsa harus terus menunda kepulangan dirinya.     

"Caca juga kangen sama Tante," jawab Carissa. Semuanya bercerita dengan sangat heboh akibat kedatangan Elsa yang selalu bisa membuat suasana jadi lebih bergetar.     

"Oma cantik," panggil Melody. Tante Elsa segera menoleh ke arah Melody, lalu mengajak anak kecil itu untuk duduk di pangkuan nya.     

"Iya sayang. Ada apa?" tanya Tante Elsa.     

"Bagi cokelat dong. Oma cantik udah pernah janji, mau bawain kakak cokelat," tagih Melody dengan nada polos. Mendengar ucapan itu membuat semua orang tertawa. Anak gadis Bian dan Carissa ini benar benar tidak bisa diberikan janji, maka akan diingat dan ditagih saat waktu yang tepat.     

"Tenang sayang. Oma cantik bawa kok cokelat nya, tapi kakak Melody udah makan nasi belum?" tanya Tante Elsa. Melody menatap ke arah Carissa, dan bertanya tentang apa yang diucapkan oleh Tante Elsa. Mendapat anggukkan kepala dari sang Bunda membuat senyuman indah itu terbit dengan sangat indah.     

Melody selalu bisa membuat semua orang tersenyum dan tertawa, gadis kecil itu bisa mengambil hati semua pihak.     

***     

Sore harinya mereka semua pamit pulang, kali ini mobil Bian bertambah satu orang yaitu Tante Elsa, selama di perjalanan bukan suara Melody yang terdengar tapi suara heboh dari Tante Elsa, Melody dan Siska yang duduk di bangku belakang, hanya diam dengan game dan cokelat.     

"Mas nanti mampir di toko jus buah ya," ucap Carissa.     

"Mau beli apa, Nak. Buah di kulkas masih banyak," sahut bunda Iren.     

"Mau cari jus pare Bund," jawab Carissa.     

Semua orang di dalam mobil ini terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Carissa, sungguh permintaan random lagi yang terjadi.     

"Kamu aku minum jus pare sayang?" tanya Bian mencoba untuk tidak yakin dengan apa yang di dengarnya dari sana istri.     

Carissa menganggukkan kepalanya, Bian pun mencoba menjalankan mobil ke toko buah untuk mencari jus pare yang diinginkan oleh Carissa.     

Dua jam mereka semua berkeliling mencari jus pare yang diinginkan. Untunglah hal tersebut di dapatkan, sehingga membuat mereka semua yang ada di dalam mobil legah. Mobil yang di kendarai oleh Bian, lalu melaju dengan kecepatan biasa saja, pukul 17.30 sore mereka semua sampai di rumah.     

Carissa meminta bi Susi untuk menyimpan di dalam lemari pendingin jus pare nya, karena dirinya aja membersihkan diri lebih dulu.     

"Tolong ya bi," ucap Carissa.     

"Siap bu," jawabnya dengan senyum yang mengembang.     

"Mbak aku tidur sama kamu ya. Gak enak tidur sendirian, kita bisa lanjut cerita cerita," ujar Tante Elsa. Bunda Iren sangat senang, akhirnya dirinya memiliki teman untuk saling berbincang.     

Lalu mereka semua pun masuk ke dal kamar masing masing, tak lupa bi Sumi mengambil Melody dari gendongan Siska, dan membawa Melody ke dalam kamarnya untuk kembali tidur.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih untuk kalian yang masih setia dengan kisah ini. Love love di udara ya, sehat terus buat semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.